Institute for Advanced Research
KELAS: Democratic Decline and Social Movement Strategy

KELAS: Democratic Decline and Social Movement Strategy

Kelompok Belajar Ilmu Sosial (Kelas) akan mendiskusikan mengenai proses pelemahan demokrasi dan berbagai strategi gerakan sosial dalam merespon hal tersebut. Kemunduran demokrasi telah menjadi fenomena global dengan negara-negara seperti Hungaria, Polandia, dan Indonesia mengalami pelemahan demokrasi setelah menikmati rezim demokrasi beberapa periode. Kemunduran demokrasi di negara-negara tersebut telah memicu munculnya berbagai studi mengenai faktor-faktor melemahnya demokrasi. Studi-studi ini melahirkan berbagai istilah seperti kemunduran demokrasi, regresi demokrasi, erosi demokrasi yang semuanya berusaha merekam fenomena melemahnya kualitas demokrasi. Studi-studi tersebut juga memperlihatkan faktor-faktor seperti struktur ekonomi politik, institusi demokrasi dan perilaku elit yang menjadi penyebab melemahnya demokrasi. 

 

Selain studi-studi yang fokus kepada perilaku elit dan interaksi mereka dengan struktur ekonomi politik dan institusi demokrasi, peneliti-peneliti lain memilih untuk melihat bagaimana reaksi dari gerakan sosial terhadap kemunduran demokrasi. Melihat dari bawah, peneliti-peneliti gerakan sosial berhasil mendokumentasikan bermacam eksperimen strategi dan taktik oleh para aktivis yang berhasil (dan juga gagal) dalam meredam  kemunduran demokrasi. 

 

Kelas akan membahas kedua arus studi tersebut. Dengan membahas kedua kelompok literatur, secara kolektif, Kelas akan mengungkap bagaimana pelemahan demokrasi dimulai dari tingkat elit (dengan prakondisi ekonomi dan politik) dan bagaimana hal tersebut memicu perlawanan dari aktivis. Dari proses pembelajaran, Kelas ingin memberikan berbagai lensa analisis untuk peneliti dan praktisi untuk membedah proses pelemahan demokrasi dan faktor-faktor apa yang memungkinkan munculnya perlawanan. Melalui pembelajaran, Kelas ingin menyampaikan bahwa demokrasi bukanlah sesuatu yang terberi tetapi harus diperoleh dan dipertahankan. 


Ketentuan pendaftaran


  • Formulir pendaftaran: https://forms.office.com/r/WbiNjqBEUQ
  • Abstrak: Setiap peserta diharuskan menuliskan abstrak sepanjang 250 kata di form pendaftaran mengenai topik yang ingin mereka tulis sebagai catatan penelitian.
  • Deposit: Peserta terpilih perlu membayar deposit sebesar 200 ribu rupiah sebagai jaminan keikutsertaan hingga akhir workshop ke rekening Bank Mandiri 1570010803436 a/n Muhammad Fajar. Deposit ini akan dikembalikan pada akhir kelas ditambah dengan insentif komunikasi. Namun, deposit akan hangus jika peserta tidak mengikuti workshop hingga selesai.

Metode partisipasi

 

Selama mendiskusikan literatur-literatur tersebut, kita akan mencari pertanyaan yang menggugah para ilmuwan; jawaban mereka terhadap pertanyaan tersebut; dan metode yang mereka gunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Kita juga akan mencoba berimajinasi dan memodifikasi pertanyaan penelitian yang kita anggap kurang sesuai; mengkritisi argumen; dan memeriksa eksekusi strategi metodologi yang mereka ajukan dalam penelitian. Kita akan memperlakukan setiap literatur sebagai sebuah diskursus akademik yang sudah sewajarnya mendapat kritik alih-alih menjadi teks suci yang diikuti dalam sebuah penelitian.

 

Kelas akan berlangsung dengan menggunakan metode seminar pasca-sarjana, khususnya di Amerika, yang berlangsung secara daring. Kelas mengharapkan keterlibatan aktif kita untuk berargumen. Tidak akan ada dosen yang memberikan materi karena Kelas berasumsi bahwa peserta datang dengan sudah membaca bahan bacaan dalam silabus. Kelas hanya memiliki fasilitator yang berfungsi untuk mengatur lalu-lintas diskusi. Kita hanya akan memberikan argumen jika diizinkan oleh fasilitator. Untuk kelancaran diskusi, fasilitator akan memastikan agar kita tidak berkomentar panjang lebar tanpa arah. Tidak ada argumen yang salah. Kita akan menilai meyakinkan-tidaknya sebuah argumen dari perdebatan yang berlangsung di dalam kelas. 

 

Dengan menggunakan metode seminar pasca-sarjana, kita akan sama-sama belajar mendemistifikasi citra bahwa kelas harus berpusat pada seseorang sebagai otoritas pemberi pengetahuan. Pengetahuan tidak seharusnya melekat pada individu saja tetapi seharusnya merupakan produk dari bermacam kolaborasi (e.g. kritik, afirmasi, apresiasi). Karena itu, kita akan sama-sama belajar untuk dapat 1) berkomentar secara efektif sehingga memberi kesempatan kepada orang lain mengemukakan argumen, 2) menghindari orasi dan memamerkan pengetahuan tentang nama-nama intelektual (name dropping) sebagai basis dari argumen, dan 3) berlatih menyimak dan menelaah pendapat orang lain.

 

Metode evaluasi

 

Sama seperti kelas lain, Kelas juga akan mewajibkan peserta untuk menulis kerangka catatan penelitian dan catatan penelitian di tengah dan akhir rangkaikan Kelas. Kerangka catatan penelitian berisikan ide-ide utama untuk bagian-bagian penting dalam sebuah catatan penelitian, yang terdiri dari: 1) pertanyaan penelitian, 2) perdebatan penting dalam literatur yang sudah ada yang berusaha menjawab pertanyaan penelitian, dan 3) hipotesis-hipotesis yang menjawab pertanyaan penelitian. Peserta menulis bagian-bagian tersebut dalam bentuk pointers. Catatan penelitian adalah pengembangan dari kerangka catatan penelitian. Dalam catatan penelitian, penulis menjelaskan lebih lanjut ide-ide utama dalam bentuk paragraf. Panjang dari catatan penelitian adalah maksimal 2000 kata yang ditulis mengikuti ketentuan akademik.

 

Kelas akan memilih lima catatan penelitian terbaik yang akan mengikuti workshop pada Bulan November. Workshop tersebut akan menulis ulang catatan penelitian terpilih dan mengembangkannya dalam bentuk kertas kerja (working paper). Kertas kerja memiliki panjang 4000-6000 kata yang berisi bagian-bagian utama makalah penelitian: 1) pertanyaan penelitian, 2) argumen, 3) signifikansi, 4) metode, 5) temuan-temuan penting penelitian, dan 6) kesimpulan. Kertas kerja tersebut dapat berguna sebagai portofolio awal bagi para peserta yang ingin merintis karir sebagai peneliti. Portofolio tersebut juga akan berguna sebagai bahan awal bagi peserta yang ingin mengembangkannya menjadi artikel jurnal atau referensi untuk pembuatan proposal riset untuk studi pascasarjana.  

 

Kapan Kelas berlangsung?

 

Kelas berlangsung secara daring sebanyak 10 pertemuan dalam periode September-Oktober 2024. Pertemuan kelas akan berlangsung satu minggu sekali di hari Sabtu, jam 8-10 pagi WIB. 

 

Aturan main apa yang berlaku di Kelas?

 

Partisipasi dalam kelas berlangsung dengan arahan dari fasilitator kelas sebagai pemberi kesempatan bicara. Kita akan saling menghindari memotong perkataan orang lain sampai diberikan kesempatan untuk berbicara oleh fasilitator kelas. Namun demikian, kita juga akan menahan diri untuk mendominasi percakapan dalam kelas dengan memberikan argumen secara padat.


Kelas ini juga berlangsung dengan mengikuti Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi Negeri. Berdasarkan peraturan tersebut, jika terdapat di antara kita yang mengalami tindakan kekerasan seksual selama mengikuti kelas ini, dapat melaporkannya melalui tautan berikut:

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdSvlOaedu9FYI3zhrGrgcs9R0pxIiIvNBWOE9LLAmG4TmPGw/viewfor


Daftar Bacaan


Di bawah ini adalah jadwal dan daftar bacaan selama kelas berlangsung. Selama kelas, kita akan mengikut jadwal ini, kecuali ada perubahan yang akan diberitahukan satu minggu sebelumnya. Kalian dapat mengakses bahan bacaan di folder yang telah disediakan oleh fasilitator kelas. Setiap peserta wajib sudah membaca seluruh bahan bacaan sebelum Kelas berlangsung dan berpartisipasi.



Minggu

Topik

Bahan Bacaan

Pertanyaan kunci

1

Konseptualisasi Pelemahan Demokrasi

Wajib:

  1. Bermeo, Nancy. “On Democratic Backsliding.” Journal of Democracy, 2016, 5-19. 

  2. Waldner, David, and Ellen Lust. 2018. “Unwelcome Change: Coming to Terms with Democratic Backsliding.” Annual Review of Political Science. 


Opsional:


  1. Little AT, Meng A. Measuring Democratic Backsliding. PS: Political Science & Politics. 2024;57(2):149-161. doi:10.1017/S104909652300063X 

  2. Varol, Ozan O. Stealth Authoritarianism. Iowa Law Review, 2015, 1673-1742.

  3. Huq, Azis and Tom Ginsburg. How to Lose a Constitutional Democracy. UCLA Law Review, 2018, 80-169.

  4. Levitsky, Steven and Lucan A. Way. The Rise of Competitive Authoritarianism. Journal of Democracy, 2002, 51-65.

Apa yang dimaksud dengan democratic backsliding?

Bagaimana sebuah demokrasi bisa mengalami democratic backsliding?

Apa yang dimaksud dengan executive aggrandizement (Bermeo 2016)? Apakah manipulasi pemilu secara strategis telah terjadi di Indonesia? Apa saja buktinya?

Refleksi terhadap situasi demokrasi di Indonesia hari ini, apakah kita bisa menyusun sebuah checklist bagaimana democratic backsliding terjadi di Indonesia? 

2

Konseptualisasi dan Mengukur Demokrasi

  1. Schumpeter, Joseph. Capitalism, Socialism, and Democracy. 1945. 

  2. Dahl, Robert. Polyarcy. 1972. Chapter 1.

  3. Freedom House. Freedom in the World 2024. https://freedomhouse.org/sites/default/files/2024-02/FIW_2024_DigitalBooklet.pdf 

  4. Freedom House. Country Report: Indonesia

2013: https://freedomhouse.org/sites/default/files/2020-02/Freedom_in_the_World_2013_complete_book.pdf (pp. 321-328)

2020: https://freedomhouse.org/country/indonesia/freedom-world/2020 

2024: https://freedomhouse.org/country/indonesia/freedom-world/2024 

Apa definisi demokrasi? Apa saja aspek-aspek demokrasi?

Bagaimana Freedom House memberikan nilai dan peringkat?

Bagaimana kita memaknai demokrasi di Indonesia jika kita menggunakan data Freedom House tahun 2013. 2020, 2024? Apa yang terjadi dalam 10 tahun terakhir?

3

Pelemahan Demokrasi di Indonesia

  1. Power, Thomas P. “Jokowi’s Authoritarian Turn and Indonesia’s Democratic Decline.” Bulletin of Indonesian Economic Studies, 2018, 307-338.

  2. Aspinall, Edward and Eve Warburton. “Explaining Indonesia’s Democratic Regression.” Contemporary Southeast Asia, 2019, 255-285.

  3. Aspinall, Edward, Diego Fossati, Burhanuddin Muhtadi, and Eve Warburton. Elite, Masses, and Democratic Decline in Indonesia. Democratization, 2019, 1-19.

  4. Slater, Dan. Party Cartelization, Indonesian-Style: Presidential Power-Sharing and the Contingency of Democratic Opposition. Journal of East Asian Studies, 2018, 23-46

Bagaimana pemilih “berperan” dalam kemunduran demokrasi di Indonesia?

Bagaimana situasi demokrasi di Indonesia hari ini? Apa implikasi dari pelabelan atas situasi demokrasi di Indonesia? 

Apa yang dimaksud dengan kartelisasi partai politik? Apa dampaknya bagi demokrasi di Indonesia?


4

Dinasti Politik dan Pelemahan Demokrasi di Indonesia

  1. Aspinall, Edward and As’ad. Understanding Family Politics: Successes and Failures of Political Dynasties in Regional Indonesia. South East Asia Research, 2016, 420-435.

  2. Aspinall, Edward, Sally White, and Amalinda Savirani. Women’s Political Representation in Indonesia: Who Wins and How? Journal of Current Southeast Asian Affairs, 2021, 3-27.

  3. Prihatini, Ella and Iim Halimatusa’diyah. Gender, Political Dynasties, and Committee Assignments: Evidence from Indonesia. Parliamentary Affairs, 2022, 1-19. 


Opsional:

  1. Kenawas, Yoes C. The Irony of Indonesia’s Democracy: The Rise of Dynastic Politics in the Post-Suharto Era. Asian Journal of Comparative Politics, 2023, 748-764.

Apa yang dimaksud dengan dinasti politik dan politik dinasti?

Bagaimana politik dinasti berpengaruh terhadap aspek keterwakilan dalam demokrasi?

Bagaimana pertumbuhan dinasti politik di Indonesia dalam 15 tahun terakhir? Apa penyebabnya? Apa implikasinya?

Mengapa dinasti politik bisa kalah dalam pemilu?


5

Pengumpulan kerangka catatan penelitian

6

Struktur, institusi dan perlawanan gerakan sosial 

  1. Maung Thawnghmung, Ardeth, and Naw Moo Moo Paw. ““Agents” of the state or revolution? Resistance, accommodation, violence and the role of local administrators in post-coup Myanmar.” Democratization 31, no. 3 (2024): 575-595.

  2. Roggeband, Conny, and Andrea Krizsán. “The selective closure of civic space.” Global Policy 12 (2021): 23-33.

  3. Blackington, Courtney, Antoaneta L. Dimitrova, Iulia Ionita, and Milada Anna Vachudova. “Mobilizing against Democratic Backsliding: What Motivates Protestors in Central and Eastern Europe?.” East European Politics and Societies (2024): 08883254231212489.

  4. Cleary, Matthew R., and Aykut Öztürk. “When does backsliding lead to breakdown? Uncertainty and opposition strategies in democracies at risk.” Perspectives on Politics 20, no. 1 (2022): 205-221. 

Bagaimana negara menghambat sekaligus memberikan peluang untuk perlawanan terhadap kemunduran demokrasi? Bagaimana kemunduran demokrasi dan stagnasi demokrasi membentuk perlawanan berbeda dari gerakan sosial? Bagaimana gerakan sosial menggunakan negara untuk melawan kemunduran demokrasi?

7

Strategi-strategi perlawanan 1

  1. Gamboa, Laura. “Opposition at the Margins: Strategies against the Erosion of Democracy in Colombia and Venezuela.” Comparative Politics 49, no. 4 (2017): 457-477.

  2. Chenoweth, Erica and Maria J. Stephan. 2012. Why Civil Resistance Works: The Strategic Logic of Nonviolent Conflict. Reprint. New York: Columbia University Press. Chapter 1.

  3. Yarwood, Janette. “The struggle over term limits in Africa: The power of protest.” Journal of Democracy 27, no. 3 (2016): 51-60.

Bagaimana perlawanan terhadap kemunduran demokrasi justru memperburuk kemunduran demokrasi? Bagaimana perlawanan tanpa kekerasan dapat memenangkan perlawanan?

8

Strategi-strategi perlawanan 2

  1. Vachudova, Milada Anna, Danijela Dolenec, and Adam Fagan. “Civic Mobilization against Democratic Backsliding in Post-Communist Europe.” East European Politics and Societies (2023).

  2. Fossati, Diego. “Illiberal resistance to democratic backsliding: the case of radical political Islam in Indonesia.” Democratization 31, no. 3 (2024): 616-637.

  3. Rakner, Lise. “Don’t Touch My Constitution! Civil Society Resistance to Democratic Backsliding in Africa’s Pluralist Regimes.” Global Policy 12 (2021): 95-105.

Mengapa kita tidak bisa berharap dari para demokrat untuk melawan kemunduran demokrasi? Bagaimana perlawanan sebelum kemunduran demokrasi terjadi menjadi penting untuk melawan saat demokrasi mulai melemah? 

9

Strategi-strategi perlawanan 3

  1. Tomini, Luca, Suzan Gibril, and Venelin Bochev. “Standing up against autocratization across political regimes: a comparative analysis of resistance actors and strategies.” Democratization 30, no. 1 (2023): 119-138.

  2. Yabanci, Bilge. “Civic Opposition and Democratic Backsliding: Mobilization Dynamics and Rapport with Political Parties.” Government and Opposition, 2024, 1–25. https://doi.org/10.1017/gov.2024.9.

  3. Ryan, Megan, and Mai Van Tran. “Democratic backsliding disrupted: The role of digitalized resistance in Myanmar.” Asian Journal of Comparative Politics 9, no. 1 (2024): 133-158. 

Bagaimana berbagai macam momen kemunduran demokrasi berpengaruh terhadap berbagai jenis aktor dan perlawanan dari gerakan sosial? Bagaimana menggunakan media sosial untuk melawan kemunduran demokrasi?

10

Catatan penelitian dan presentasi individu

Co-facilitators

Dr. Yoes Kenawas

Dr. Muhammad Fajar